Tuesday, July 16, 2013

Diary Ramadhan (7) : Sehelai Tisu dan Selembar Sajadah



Malam ini aku diajak sholat tarawih di masjid Istiqomah oleh temanku, Rika,  sepulang dari buka bersama. Di masjid ini tawarihnya 8 rakaat dengan witir 3 rakaat, bacaan imamnya syahdu, tanpa terburu waktu. Tempat yang rekomended untuk shalat berjamaah bagi teman yang di Balikpapan
Kembali ke cerita, Rika yang belum sempat pulang ke rumah alhasil hanya mendapat pinjaman mukenah, tanpa sajadah. Sajadahku sendiri terlanjur digelar rika secara vertikal, hanya untukku seorang. Sebelum sempat berbagi, ternyata aku “keserobot” ibu disamping kanan Rika yang langsung membeberkan sajadahnya untuk dipakai berdua. Yahh..

Rakaat terakhir tarawih akhirnya selesai. Hatchii, teman disampingku ini bersin karena kipas dan dinginnya angin malam. Langsung, dengan tanggapnya, si ibu memberikan sehelai tisu,”Ini mba.” “Makasi bu.” Biasa ya kejadiannya? ^^ Hanya saja aku takjub, pada kesegeraan si ibu menawarkan bantuan “kecil” yang kita anggap “biasa.”



Bagi mata manusia, mungkin biasa, tapi bagaimana dengan penglihatanNya. Kita diajarkan untuk tidak meremehkan amalan yang kita anggap kecil, karena kita tidak tahu amalan mana yang akan membawa kita ke Surga kelak. Apalagi amalan ini dilakukan dengan niat, hati yang hadir, dan di bulan yang mulia. Belajar dari ibu tadi, lakukan segera kebaikan kecil yang kita mampu.

Teringat kisah yang diceritakan ustad Fajar di Bangil tentang hal ini. Ada seorang ulama yang berjalan di tepian sungai, ia mendengar seseorang bersin di sebrang sungai dan mengucap alhamdulillah, namun dengan segera orang tersebut hilang dari pandangan. Ulama itu kemudian mencari perahu, dan menyewanya untuk menyebrang, mengeluarkan uang 1 dinar demi mengejar orang tersebut dan membalas dengan ucapan “Yarhamukallah”. MasyaAllah. Di kemudian hari, orang bersin itu mengisahkan, ia bermimpi bahwa sang ulama telah di Surga, dengan amalan “kecil” namun mendapat keridhoanNya. Yap, yang dicari bukan besar kecilnya amal, namun keridhoan sang Pencipta.

Dalam sebagian riwayat dari Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.”

Bila kebaikan pun kita belum mempunyai kesempatan melakukannya, setidaknya kita bisa menaham kejelekan kita dari orang lain. “Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya.(HR Bukhari) Seperti taujih aa Gym, minimal diri ini menjadi 3 SA , saya aman bagimu, saya menyenangkan bagimu, saya bermandaat bagimu.

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.