Monday, February 20, 2012

Diary Dokter Internsip

Pasuruan, disinilah satu tahun mendatangku dimulai, tepatnya di Bangil, kota Santri. Apa yang dapat kupetik dari kata santri ini? Apakah banyak pondok sehingga kasus obsgyn abortus sedikit? Ataukah kasus penyalahgunaan narkoba pun jarang? Kita lihat nanti. Bangil juga dikenal dengan kota Bordir, setelah disini mungkin ada bisnis bordir dimulai.., hehe

Internsip 2012 Pasuruan dilakoni oleh SPIRIT-nama kelompokku-yang kepanjangannya Special Irresistable Internsip Team, nama keren yang dibuat oleh saudari Alifia. Kami berjumlah 16 setengah orang yaitu: empat kesatria Trio Bali-Bayu Yupi Rama-plus Mas Alvid ; dengan 12 putri Puri, Alif, Ninis, Eryn,  Arie, Mba Pita, Sunny, Wurry, Maureen, Chesia, Sabrina, aku ; plus satu pangeran yang masih anteng di perut Sunny. Kami berenambelas dibagi menjadi 3 kelompok yang akan menjalani rotasi di Puskesmas Pandaan, UGD dan Poli RSUD Bangil selama masing-masing empat bulan.

Pembekalan di Dinkes Pasuruan; Hari SPIRIT dimulai

Hari pertama kami dimulai Rabu, 8 Februari 2012 yaitu acara serah terima dokter internsip di Dinas Kesehatan Kota Pasuruan. Acara hari tersebut hanyalah ‘prosesi’ serah terima, presentasi profil kota pasuruan, dan beberapa wejangan; dilanjutkan dengan jalan-jalan ke RSUD Bangil dan Puskesmas Pandaan. Dalam prosesi ini, dipesankan oleh perwakilan dinkes Surabaya,”Dokter-dokter ini dapat diberdayakan, ini merupakan kabar baik bagi wahana. Kalau di wahana kekurangan sumber daya dokter sebelumnya, ini ada 16 dokter yang diterjunkan”, wuih serasa barang langka yang siap dipergunakan >_<

Wejangan pastinya cukup banyak, namun yang paling berkesan adalah bersahajalah dalam berpakaian. Salah satu frase yang paling aku ingat,”Perlu ingat norma disini, dalam berpakaian bla bla bla, tapi saya lihat disini dokter-dokternya sudah cukup bersahaja.” Dalam hati ada gumaman,”Hoo, sewajarnya aja kalau berpakaian dan bersepatu, sebaiknya menghindari high heels dengan bunyi pletak pletoknya untuk sementara, hehehe “

Bertemu Bunda Baru di Puskesmas

9 Februari 2012. Staseku pertama adalah Puskesmas Pandaan. Pembimbing kami adalah kepala puskesmas Pandaan langsung yaitu dr. Meita Devi yang selanjutnya kami panggil Bunda J. Hal urgent dan paling awal yang kami diskusikan dengan Bunda adalah jadwal rotasi dan pembagian tugas. Kami berlima dipencar di puskesmas induk dan pustu lengkapnya yaitu di BP Puskesmas Pagi, UGD Siang, Pustu Duren Sewu, Pustu Kemiri Sewu, dan Pustu Sumber Gedang. Jam dinas kami adalah jam 07.30 – 13.30 kurang (jarang lebih) untuk BP, jam 08.00 – 12.00 untuk Pustu, dan 14.00 – 20.00 untuk UGD dari Senin-Sabtu dimulai Senin minggu kedua. Putaran kami kali ini ada jaga UGD karena 3 orang dokter dimutasi dan hanya tersisa 1 orang dokter—dr.Ella yang perlu menangani UGD, Rawat Inap dan BP. Wow!

Puskesmas Pandaan yang berlokasi tepat di pinggir jalan ini tidak mempunyai halaman yang luas, yang akibatnya tidak ada jadwal apel ataupun senam. (Yey!) Tak perlu menyiapkan pakaian senam ataupun sepatu kets, hehehe. Hari ini pula, kami dipekenalkan dengan seluruh kru puskesmas. Pegawainya baik-baik, kesan pertama yang cukup dan lumayan.

Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan target utama kami di puskesmas, diskusi tentang penyuluhan dan mini project juga sudah dilakukan di awal (walau sekarang belum jalan J), namun Bunda kami juga mengajarkan sisi lain dari puskesmas yaitu politik lintas pegawai dan lintas sektor. Menjadi kepala puskesmas pasti dihadapkan dengan berbagai masalah dan yang paling mbuletisasi adalah tentang anggaran keuangan. Bagaimana mengatur pemasukan dan kebutuhan, mengecek kesesuaian antara laporan dan lapangan, dan menjaga agar pasien dan pegawai terpuaskan. Selentingan miring pun harus dengan sabar dihadapi mengingat puskesmas Pandaan adalah puskesmas yang cukup besar dan dipandang banyak pihak. Lintas sektoral dengan Pak Camat, dan stake holder lainnya pun menguras pikiran dan energi. Tunjangan kepala puskesmas bahkan lebih kecil dari dokter fungsional biasa. Terima kasih untuk dokter-dokter Indonesia yang bersedia dan sukses menjadi kepala puskesmas J 

Oya, sedikit cerita tentang Bunda kami : asik dan punya insting bisnis yang oke. Bunda berwirausaha membuat abon, bakso bayam, bakso wortel, dkk. Beliau juga kursus akupuntur dan mengambil S2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Anaknya juga berbisnis Blackberry dan nomor cantik, berjualan burung kenari, wuih banyak usaha pokoknya. Hikmahnya adalah Yuk jadi wiraswastawan!

Sepertinya satu tahun ini akan menyenangkan, dan -harus- menyenangkan, karena siapa lagi yang dapat membuat kita senang, selain diri kita sendiri. Ada yang mengatakan semua adalah permainan hati, walau sedih namun kita berusaha senang, senang itulah yang akan menang ;) Semangat!

Sunday, February 5, 2012

Karakteristik Dakwah

Sore itu, mengaji menjadi mendebarkan. Diawali dengan hafalan, dan diisi dengan membahas kembali karakteristik dakwah. Perlulah kita mengetahui karakteristik, setelah kita mengetahui arti dan dasarnya, agar mengenal, memahami dan mencintai. Berikut sedikit catatannya :)

Perintah amar ma'ruf nahi munkar telah jelas Allah firmankan dalam Al-Quran,
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An Nahl:125)

Karakteristik dakwah antara lain adalah :


  1. Sulit tapi hasilnya paten
  2. Panjang namun terjaga kemurniannya
  3. Lambat namun terjamin
Amar ma'ruf nahi munkar, mulai dari mengajak diri kita, lakukan dari hal kecil dan lakukan saat ini juga. Kenalkan diri kita dengan cinta padaNya, rasakan nikmatnya, dan berbagilah dengan saudara kita.

Surabaya, 13 Rabiul Awal 1432H / 6 Februari 2012

Saturday, February 4, 2012

Heart Earthquake

Telah terjadi gempa baru saja! Dimana? Dihatiku. Dengan sekali pukulan di titik terlemah, gempa ini seakan sosok atlit pencak silat, atau ahli fisika yang dengan perhitungannya mengetahui titik lemah lawan, memukul dengan satu pukulan cepat dan efisien, meluluhlantakkan kota yang selama ini aku bangun.

Yap, tak ada guna menyesali gempa, dalam kejadian ini ada bangunan yang akhirnya berkeping-keping, namun ada yang masih tetap kokoh walaupun dihempas apapun, dan semoga bangunan itu adalah iman. Yang memilih hancur berkeping adalah tentu saja bangunan kelemahan, bangunan kekecewaan, bangunan harapan berlebihan, dan bangunan topeng palsu.

Ada yang mengira bencana gempa sebagai cobaan, ada yang menganggap sebagai anugrah. Dua-duanya pun boleh. Yang menganggap sebagai cobaan tentu saja akan menginstrospeksi diri, adakah yang salah dalam perbuatan selama ini, atau ia akan menangis yang akan membuatnya lebih dekat pada sang Pencipta. Yang lainnya yang menganggap sebagai anugrah pun sah-sah saja. Ia berbaik sangka padaNya, bahwa ini adalah semata demi kebaikannya, dan awal menuju pembangunan kota baru. Bangunan yang kokoh akan ia pelihara, bangunan yang rusak akan ia ganti dengan yang lebih kokoh lagi. Perubahan harus senantiasa dilakukan, life must go on.

Ada salah satu kisah instrospeksi bagiku. Suatu hari, sebuah lembaga amil zakat menawarkan program : pemberian Alqur’an Tajwid gratis bagi beberapa donator yang termasuk dalam beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah yang pertama ia merupakan donator baru, yang kedua ia donator lama yang meningkatkan jumlah sedekahnya, atau yang ketiga ia donatur lama yang memberikan sedekah dengan nilai tertentu secara isidental. Ada seorang anak yang telah lama menjadi donator di lembaga ini. Anak tersebut tertarik untuk mendapatkan Alquran tajwid, dengan niat ia akan lebih mudah membaca Alquran dengan tartil. Ia mengambil cara yang kedua, meningkatkan sedekah. Akhirnya ia mengkonfirmasi pada layanan hotline lembaga tersebut.

Akhir kisah menyenangkan bila anak tersebut meningkatkan sedekah dan mendapatkan alquran itu. Namun bukan itu yang terjadi. Alquran itu habis, dan walaupun anak ini meningkatkan sedekah ia tidak berkesempatan mendapat Alquran. Disinilah sikap ‘selalu memperbaiki niat’ berperan. Jikalau anak tersebut berniat meningkatkan sedekah dan sekaligus mendapat Alquran, itu sah dan baik. Jika anak tersebut tidak mendapat Alquran yang akhirnya membuat ia membatalkan niat meningkatkan sedekah, perlu ia pertanyakan keikhlasan dan tujuan ia meningkatkan sedekah. Allah Maha Tahu, Allah Maha Penyayang. Ia bantu hambaNya untuk membersihkan niatnya. Kalau ia menjalani yang kedua : meningkatkan sedekah walaupun tidak mendapatkan Alquran-insyaAllah itu yang terbaik baginya. Ikhlas itu yang diuji. Ikhlas bukan berarti tidak berat. Berat, namun tetap dijalankan, insyaAllah berpayah-payah dalam mengais ridhoNya, itu yang lebih indah.

Gempa tadi momentum kesekian bagiku, untuk kembali menoleh dan melihat niat awal. Memperbaiki bila ada yang salah, mengokohkan bila itu telah benar. Niat untuk memperbaiki diri dan mendekatkan kepadaNya semoga tidak terkotori bunga nafsu, yang indah hanya pada nampakannya. Semoga Allah membersihkan puing-puing, dan ikut membimbing dan membantu terwujudnya kota madani dalam hati ini. Bismillah. 
 
Allah, hamba ingin menjadi generasi kuat pengganti yang lemah, yang tidak takut dengan celaan orang-orang yang suka mencela, yang mencintaiMu dan Engkau cinta pula. Dan tidak sendiri dalam generasi ini, bertemu dengan sosok-sosok tangguh yang menemani.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Maidah : 54)

Balikpapan, 30 Januari 2012 , 06.10 WITA. 
 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.