Wednesday, September 17, 2014

(still) PROUD of YOU GUYS!




Dedicated for INA’s Thomas n Uber Cup team 2014



Sejak hari Minggu tanggal 18 Mei sampai saat ini, kegiatanku ketika tidak ada jadwal jaga adalah ‘melototi’ channel STARSPORT menonton Thomas dan Uber Cup 2014. Memang belum lama aku menyukai dan benar-benar mengikuti pertandingan badminton, tapi kali ini aku benar-benar exited untuk melihat permainan idolaku. Sedikit gambaran mengenai Thomas dan Uber Cup 2014 ini, diadakan di New Delhi, India. Diikuti oleh 16 tim yang terbagi menjadi 4 grup. Grup A-D untuk Thomas, Grup W-Z untuk Uber. INA menurunkan lebih dari 14 orang pejuang yang mempunyai mimpi mengawinkan gelar Thomas dan Uber kembali (mimpiku, dan mimpi seluruh rakyat Indonesia pastinya).

18-21 Mei 2014
Babak kualifikasi. Thomas INA di grup A melangkah mantap, meraih juara grup dengan mengalahkan telak Nigeria dan Singapura 5-0, dan Thailand 4-1. Sedang Uber INA di grup X harus tetap bangga karena menjadi runner up grup dan berhasil melaju ke babak perdelapan final setelah mengalahkan Australia dan Singapura 5-0, walaupun harus takluk dari Korea 1-4.

22 Mei 2014
Babak perdelapan final. Uber INA bertemu dengan tuan rumah India. Ada peluang Uber masuk perempat final, karena tim kita punya kekuatan yang cukup merata di tunggal putri, dan ada ganda putri andalan Greysia-Polii yang merupakan ranking 9 dunia. Namun butuh mental hebat untuk melawan tuan rumah dengan dukungan penonton yang luar biasa. Seisi stadion penuh dengan mayoritas pendukung India tentunya.

Tunggal putri 1 Fanetri pun kalah dengan straightset. 1-0 untuk IND. Tunggal putri 2 Bellaetrix Manuputty berjuang habis-habisan menetaskan telur INA, rubber game dengan kejar-kejaran angka, lebih dari 2 match point diraih kedua pemain. Lelah payah terlihat dari wajah kedua pemain. Apa daya, INA harus takluk di set ketiga dengan poin 25-23. Poor Bella

Ganda putri Greysia-Polii pun menanggung beban berat, mereka harus menang di babak ini agar INA lolos. Muka tegang terlihat sejak awal, permainan pun terlihat tidak imbang. Mereka harus kalah di tangan ganda putri IND , peringkat 30 dunia. Terlihat Bella menangis dari bangku penonton, mungkin menyayangkan usaha kerasnya yang tak juga berbuah baik untuk INA. Huaaaaa, malamku diisi dengan bersedih atas kekalahan Uber INA.

Untunglah Thomas INA maju setelah berjuang melawan Korea 3-2. Thanks to Simon atas kemenangan di babak penentuan, partai ke 5, kategori tunggal putra. Optimis piala Thomas bisa kita bawa pulang!!!

23 Mei 2014
Babak perempat final. Kejutan dibuat oleh tim Thomas Jepang kali ini yang berhasil membekuk monster China dengan kemenangan langsung 3-0. Tago mempercundangi Chen Long, no.2 dunia dengan straighset. Ganda putra Jepang pun berhasil melibas China melalui partai ketat. Mamoto, pemuda 19 tahun juara 1 world junior championship 2012 berhasil mengalahkan Du Peng Yu dengan rubber game!! Unlucky China. Akhirnya, Thomas China kandas setelah berhasil mempertahankan gelar juaranya yang telah bertengger 5 kali berturut-turut. Dikalahkan oleh Jepang yang sebelumnya belum pernah lolos ke final, Superb Japan! Harapan dan anganku melambung, jika INA bisa kalahkan tetangganya MAS malam ini, berarti INA akan melawan JAP di final. Ada peluang INA menang. Dan ketegangan ini pun dimulai. Semifinal INA-MAS. Play.

Tunggal putra 1. Tommy Sugiarto-Lee Chong Wei. Straigh set by MAS no.1 world single man player.  Chong wei menang, ah biasa. 1-0 untuk MAS. Ayoooo, harapan masih terbuka untuk idolaku Ahsan Hendra, ganda putra ranking pertama dunia. Terlihat main dengan beban, ganda INA ini cukup sulit mengungguli MAS dan harus bersabar dengan kekalahan tipis 19-21. Set kedua, mulai telihat Ahsan-Hendra ‘already focus and back to the game’ dan memenangkan set dengan mudah 21-8. Selama pertandingan, terlihat pasangan MAS ini suka melambatkan permainan, menunda melakukan service, terlihat sengaja memancing emosi pemain INA. Juri pun memberi kartu kuning! What an unfair tactic, i think.

Set ketiga penentuan, its really a heart-racing game, kurasakan takikardi, denyut jantungku melaju. Ganda putra INA tertinggal 2-3 poin dari MAS sejak awal. Pertandingan benar-benar seru saat mencapai angka 20. Dua kali match point diraih masing-masing tim. “Indonesia menanglah, plisssss!!!”, doaku senantiasa terucap dalam hati. Dan mataku pun berkaca melihat ganda no 1 ini harus mengaku kalah dari ganda MAS, kalah tipis 24-22. NOOOOOO, 2-0 untuk MAS. Kuhibur hatiku, toh Chong Wei ranking 1 dunia pun pernah kalah dari Simon Santoso yang peringkat 35. Sesekali Ahsan-Hendra perlu kalah untuk menjaga mereka tetap semangat dan tidak sombong. They are just a human, they do mistakes, just like China did this evening.

Partai ke 3 tunggal putra Hayom melawan Wei pun menyisakan beban berat pada pundak Hayom, ia harus menang-bila ingin INA lolos ke final. Set pertama yang kurang bagus, 21-16, Hayom pun tidak dalam performa terbaiknya. Tinggal menunggu terjadinya keajaiban. Dan keajaiban itupun terjadi, tapi untuk MAS. Straighset winning by Wei, 3-0 poin untuk MAS. MAS masuk final. Dan Thomas INA pun harus menyusul Uber untuk pulang.

Dua malamku diakhiri dengan kekalahan berturut-turut. Huaaaaaa. Sedih? Pasti. Bangga? So Pasti. Tetap Bangga lah! Evaluasi bagi tim INA, perlu berlatih lagi untuk merebut kemenangan Thomas Uber 2 tahun kedepan. Latih, dan cari tunas baru. Jepang, Denmark, mereka banyak menurunkan pemain muda, bahkan ada yang berumur 16 tahun, omoooo, muda banget! Ayoo, harus ada bibit baru untuk INA. Masa dari 200 jiwa ga ada penerus Susi Susanti, Alan, Ricky-Rexi, Icuk Sugiarto, Taufik Hidayat, ‘Owi-Butet’, Ahsan-Hendra. Indonesia pernah dikenal sebagai kiblat olahraga tepok bulu ini, kalau dulu bisa, sekarang pastinya bisa terulang kembali!! Ingin rasanya melakukan banyak hal, anganku pun mulai berlari liar.
Kalau aku jadi presiden atau mentri olahraga minimal, akan kubangun lapangan badminton yang buanyaak, dan buat kejuaraan badminton junior. Mencari bibit unggul yang akan dilatih sejak dini, dibawah usia 12 tahun. Setelah itu, dilatihlah bibit ini di pelatnas dan diberikan motivasi merebut kembali kejayaan Indonesia.

Kalau aku jadi rektor, akan kubuat program layaknya Indonesia Mengajar dan Kelas Inspirasi, tapi kali ini namanya Indonesia Memukul (memukul kok maksudnya, hehehe). Isinya apa? Para pemain badminton senior yang memberikan lecutan semangat anak Indonesia agar dapat berkiprah seperti atau bahkan melebihi mereka.

Kalau aku jadi yang empunya Channel TV, akan alokasi kan waktu 2 jam minimal setiap harinya untuk seri film atau sinetron terkait badminton. Ada juga kartunnya untuk penonton yang lebih muda. Bikin juga kerjasama sama pembuat komik, bikin komiknya, capten tsubasa-nya badminton. Intinya pakai semua media untuk menimbulkan kecintaan pemuda pemudi Indonesia pada badminton.

Dan kalau aku jadi penulis dan blogger, akan kubuat artikel membara yang dapat melecut semangat bagi yang membaca untuk mencintai badminton. Minimal dapat membuat mereka penasaran tentang pemain badminton Indonesia, terus mengikuti perkembangan, ikut melihat pertandingan walaupun hanya dari tivi, dan tentunya turut mendoakan kemenangan! Dan, akupun akhirnya membuat artikel ini.

Akhirnya, aku pun tahu satu keinginan baru yang akan melengkapi daftar 100 impianku, yaitu : Menonton langsung pertandingan Ahsan-Hendra mulai dari babak kualifikasi sampai mereka memenangkan turnamen. LIVE. Membawa pompon, terompet, ataupun hanya dengan tangan kosong dan sangu air mineral, asal bisa dengan kuat meneriakkan IN-DO-NE-SIA!!!, dan menjadi saksi kemenangan mereka. Kapan lagi ya ada Indonesia Open, ato Djarum Super Series??

Sebagai penutup artikel ini, akan kutulis kalimat terakhir pada status BBM ku setelah pertandingan INA-MAS berakhir beberapa saat tadi. “Proud of you guys, whatever the result is..”

Salam buat para badmintonlovers...

23 mei 2014, 01.05, di depan tipi dengan starsport yang masih menyala

Dokter Cerewet vs Dokter Cemberut



Kadang aku berpikir, lebih baik ga kasi penjelasan sama sekali, daripada jelasin panjang lebar ke orang yang memang “ga mau” diKIE..

Pasien wanita hamil meminta rujukan kontrol ke SpOG untuk ANC rutin menggunakan kartu BPJS. Lalu aku jelaskan baik-baik. “Bu, setahu saya, untuk kontrol rutin seperti USG tidak ditanggung BPJS untuk kehamilan normal, kecuali ibu punya resiko, contoh usia >35 tahun, ada darah tinggi, dsb.”
“Tapi kata petugas RSnya bisa, tapi harus pakai rujukan dari dokter umum.”
“Iya, mungkin maksud beliau dikasi rujukan kalau ada kelainan. Kalau ibu minta rujukan akan saya beri, namun itu tergantung RS disana kasus ibu ditanggung atau ga. Bisa jadi ibu diminta bayar sendiri, saya kasitahu sekarang, biar ibu ga kaget disana. Gimana?”
“Katanya bisa dok disana.”si ibu tetap pada pernyataan awalnya
(Fine! She didn't get my point!) “Iya bu, ini rujukannya,”aku nyerah sambil bingung harus tulis diagnosa apa, apa harus diberi tulisan APS, karena memang tidak ada indikasi dirujuk, tapi niat itu aku urungkan, mengingat kasihan si ibu pasti akan dimarahi di sana.

Lalu, ia bertanya satu hal lagi
“Dok, saya susah BAB sejak hamil ini. Sudah ga BAB sejak 1 minggu. BAB ga lancar, kecil-kecil keluarnya.”
“Kapan ibu terakhir BAB?” “1 minggu yang lalu dok”
“1 minggu ga BAB atau masih BAB tapi keluar kecil-kecil?” “BAB tapi keluar kecil.”
“Kapan itu terakhir keluar BAB?” “3 hari lalu dok.”
(Hmmm, kadang, kita harus tanya beberapa kali untuk dapat jawaban yang benar-benar kita butuhkan)

“Ibu banyak minum air putih?” “Banyak dok.”
“Berapa gelas sehari.” “4 gelas kayak gitu dok.”,sambil nunjuk gelas minumku yang kira-kira berisi 250cc.
“Itu kurang ibu, apalagi ibu sekarang hamil. Butuh minum lebih banyak lagi biar BAB lancar.” “Tapi kan kita minum secukupnya dok, sesuai kebutuhan.”
“Nah, ibu butuhnya air putih lebih banyak lagi, ga cukup 1 liter sehari. Ibu belum perlu minum obat, cukup perbanyak air putih >2 liter sehari, banyak makan buah. BAB 3 hari kecil-kecil masih normal.” “Jadi ini saya ga dikasi obat dok?”
“Belum perlu ibu, cukup air putih. Ibu hamil sebaiknya ga minum obat kalau memang ga perlu.”
Dan ibu itu keluar dengan raut muka yang aku yakin menunjukkan ekspresi ga puas karna tidak kuberi obat. Lelah rasanya, niat baik untuk memberi penjelasan, malah dibalas sanggahan “kan saya minum sesuai kebutuhan.”

Masih banyak yang beranggapan, pergi ke dokter untuk dapat obat, kalau bisa satu kali minum obat semua keluhan tuntas. Padahal ga semua penyakit butuh obat. Keluhan BAB ga lancar karena air putih yang kurang, ya obatnya minum air putih banyak. Apalagi dalam kondisi hamil, ga perlu minum obat kalau memang ga butuh. Habis menemui pasien seperti ini, kadang aku berpikitr, apa lebih baik aku menyerah saja dan memberi penjelasan seperlunya? Daripada jadi orang cerewet mending jadi orang bermuka datar dan cenderung terkesan cemberut. Dan judul diriku saat bertemu pasien itu mungkin adalah dokter cerewet sekaligus cemberut.

Fiuh,,,begitulah profesi ini, penuh tantangan, dalam komunikasi salah satunya. Manusia memang musuh bagi ketidaktahuannya. Wajar bila yang diberitahu menyangkal, karena memang mereka belum tahu. Tugas kita lah memberi tahu, dan tetap berusaha berjiwa lapang, saat yang diberitahu tetap “ngengkel” pada pendapat berdasar ketidaktahuan ilmunya. Yah, untungnya tantangan kali ini adalah mengKIE pasien yang bukan termasuk pasien well-educated. Tantangannya beda, ke pasien well-educated mungkin aku ditanya fisiologi saluran cerna terkait konstipasinya! (hahaha, ngayal)

No excuse dan more complain delz. Just do ur job with some of integrity. Be a real long life learner.

160914
 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.