Monday, November 28, 2011

Sheila

Kegemaranku bercengkrama dengan laptop sejenak tersingkirkan beberapa waktu yang lalu. Si Toshi (nama buat lepi yang setia menemaniku) sakit, perlu di MRS (masuk rumah sakit) selama beberapa hari. Untunglah ada beberapa buku yang tetap membuatku berimajinasi ke dunia bebas. Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil inilah yang menemani selama seharian penuh.

Torey Hayden menceritakan begitu apiknya tentang proses pendekatan dan 'penjinakannya' terhadap Sheila, gadis berumur 6 tahun dengan IQ 180 yang baru saja membakar seorang anak laki-laki berusia 3 tahun hingga nyaris tewas. Tidak hanya harus menjinakkan Sheila, ia juga harus meladeni 8 orang anak didik spesialnya yang lain, ada yang autis, skizofrenis, fobia, buta, dan lain-lain. Beruntung, ia ditemani oleh seorang pria migran dan siswa SMP yang bersedia membantu di sela aktivitas sekolahnya.

Pendekatan dimulai dari hari-hari awal Sheila yang penuh dengan gencatan senjata--diam seribu bahasa, dan dihari berikutnya ia membuat sebuah kemajuan dengan menggemparkan seisi kelas. Ia mencongkel mata ikan--salah satu hewan peliharaan di kelas tersebut, dan membuat semuanya berantakan! Namun lambat laun ia mulai lunak, dan sedikit demi sedikit dapat berbaur dengan yang lain.

Yang membuat menarik buku ini adalah keterusterangan Torey tentang dirinya dan kehidupannya dengan anak didiknya dan cara yang ia lakukan untuk 'menaklukkan' kelasnya. Ia juga jujur dalam menceritakan kesukaan ataupun ketidaksukaannya terhadap beberapa pihak disekitarnya dan itu yang membuatku larut dalam tiap kata buku tersebut.

Salah satu yang kupelajari dari buku tersebut adalah proses belajar yang ia lakukan dengan anak didik spesialnya. Awal pagi ia memulai diskusi dengan tema ringan, terkadang diskusi tersebut dapat menjadi penyelesaian masalah diantara mereka. Setelah itu dilanjutkan dengan pelajaran formal, matematika, menulis dan lainnya. Serunya, setiap rabu sore ada kegiatan memasak bersama. Mereka memasak menu sederhana dan favorit yang mereka suka, salah satunya pisang lapis coklat! Yummy..!

Kotak Jin! adalah hal yang bagus untuk diterapkan pula untuk pembelajaran. Setiap sore, sebelum sekolah usai, setiap anak menulis di kertas, apa yang perbuatan baik yang temannya lakukan hari itu dan apa yang ia senangi dari temannya. Kemudian keesokan harinya, semua kertas terkumpul di kotak jin akan dibacakan. Setiap anak akan senang dengan apresiasi positif yang diberikan teman lainnya, dan ia belajar bagaimana memperhatikan orang lain dan diam-diam juga bisa mencontoh perilaku baik tersebut.

Satu hal terakhir yang dapat kuambil dari buku ini, mengajarlah dengan hati, karena hati hanya bisa disentuh dengan hati pula. ;)

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.