Monday, November 28, 2011

Brisingr!


Seri ke-3 dari tetralogi Inheritance ini membuatku terbang ke Alagesia selama beberapa hari. Christopher Paolini berhasil menyihirku pergi ke tempat antah berantah dan merasa dekat dengan Du Weldenvarden, hutan-hijau-padat-kharismatik berusia ribuan tahun milik para elf dan dibutakan pesonanya oleh Isidar Mithrim, bintang safir bikinan pada kurcaci di Farthen Dur, dan seperti merasakan deru angin saat Saphira-naga Eragon dengan lincah bermain udara.

Menyenangkan berpetualang dan berimajinasi dengan sesuatu yang sejuk dan luas--hutan, bebatuan, dan langit. Terdapat peta di awal buku yang menggambarkan hamparan Alagaesia--yang menurut temanku yang lain itu sudah biasa dan terdapat di game-game kebanyakan. Yah, menurutku peta itu cukup bagus mengingat jarang berhubungan dengan game sehingga tidak tahu seberapa bagus peta yang ada di game-game itu.

Dengan kalimat deskriptif yang luar biasa--walaupun kadang membuatku berpikir lebih untuk mencernanya, Paolini berhasil membuat serangkaian cerita rumit yang apik, yang membuatku kagum bagaimana mungkin seseorang bisa berimajinasi sebegitu hebat membuat cerita panjang-rumit-dan menarik untuk dibaca. Tidak sabar menantikan Inheritance, seri terakhir setelah Eragon, Eldest dan Brisingr. Semoga mendapatkan akhir cerita yang tak kalah apiknya dengan awal dan tengah cerita.

Rasanya, hubungan benak Eragon-Saphira mirip dengan hubungan persahabatanku dengan Toshi-laptop yang setia menemani dan membantuku (*KTT: khayalan tingkat tinggi). Semoga bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dengan Toshi ini.

Atra esterni ono thelduin, Eragon Shur'tugal.

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.