Tuesday, September 13, 2016

Untuk Mama Papa, dan Keluargaku



Jumat, 14 September 1990,, 

Lahirlah aku sebagai buah pernikahan mama papa yang belum genap setahun. Dan saat ini usiaku 26 tahun. Hmm, usia yang tidak terlalu mengharapkan hadiah di ulang tahunnya (tapi kalau dikasi hadiah tetap senang, hehe). Sekitar dua minggu yang lalu, saat papaku meminta baju untuk kado ulang tahunnya (tanggal 30 September), aku pun tak kalah meminta,”Dela minta hadiah!,” “Hee, uda ga ada hadiah-hadiahan, udah gede gini.”, timpal mama. Dan aku lanjutkan,”Dela minta hadiah, mama ikut sholat Ied Adha.” Sudah lama mama mengurus rumah, saat yang lain sholat di lapangan, aku pun tak ingat kapan terakhir mama ikut, dan Alhamdulillah, personel sholat Ied bertambah satu tahun ini (dan berkurang 2 karena ternyata adik yang kuliah pada ga sholat, >_<)

Tahun-tahun sebelumnya aku sholat dengan Mbah Uti, Tirta, Mbah Kung, Papa, dan kadang Raymond juga diajak. Tahun pertama kerja, 2013, Ied Fitri dan Ied Adha adalah hari aku jadi penjaga gawang alias jaga UGD klinik, dan tidak sholat bersama keluarga. Dan spesial tahun ini, aku menggeret mama, dan mengajaknya foto (sebagai bukti ‘keberhasilan’ mengajak), aslinya ini adalah kemudahan dari sang Pemilik Hati, betapa mudahnya ia menggerakkanku untuk mengajak dengan dalih kado ultah, dan betapa mudahnya mama mengiyakan dan kita sholat bersama.

Pagi ini saat bangun tidur, kutemukan (lagi) tas (isi hadiah), seperti kebiasaan mama tiap tahunnya. Hadiah-hadiahnya adalah barang yang amat sangat jarang kubeli dengan uangku sendiri, yaitu tas, sepatu, jam tangan. Bagiku, cukup tas satu dua, sepatu satu dua, dipake sampai kucel (ya masih tetep layak lah), baru beli kalau rusak (dan ada alokasi). Kalau buku, minggu ini datang 3 paketan dan bagiku itu investasi (walaupun pe er besarku adalah membacanya hingga tuntas).

Soal hadiah fisik, mama papa orang terbaik yang tahu apa yang dibutuhkan anaknya, bahkan tahu selera anaknya (lebih tepatnya selera mama papa akhirnya jadi seleraku). Namun, yang lebih dahsyat lagi adalah doa mereka. Tahun ini, bunyinya “Meet Milad bu Dokter, Semoga diberi umur yang barokah, murah rejeki, panjang jodoh n anak yang soleha, amiinn. Mama – Papa n Adiex-adiex.” 

Dokter,, ini terwujud berkat doa mereka. Kalau ditengok ke belakang, mama papa orang paling getol menginginkanku jadi dokter, karena itulah warisan cita dari keluarga. Mbah juga ingin di keluarganya ada yang dokter, cita itu pun menurun padaku. Saat sma, kelas 3 pun, aku masih simpang siur mau jadi apa. Kalau ditanya orang akan kujawab jadi dokter, tapi hasil tes psikologi tak mengatakan begitu. Pun tes masuk PTN kujalani semua, mulai dari farmasi, psikologi, kedokteran. Dan kemudahan itupun muncul, Agustus 2006 aku resmi menjadi maba pendidikan dokter fk unair, dengan biaya yang tidak kecil, 75 juta di awal (harga emas saat itu 180.000/gr). 

Dalam proses pendidikannya pun, doa tak lupa mengiringiku, walaupun lulus dengan nilai yang biasa-biasa saja (yah, IP kepala 3 sih, cuma komanya ga tinggi), itu sudah merupakan nikmat yang luar biasa. Bagaimana tidak? Di kuliah dasar, ada teman yang drop out, ada yang mengalami stress, dll. Di masa dokter muda pun juga begitu, banyak yang pintar tersandung alias tidak lulus, banyak yang biasa-biasa saja tapi ‘beruntung’, mungkin aku salah satunya. Apa salah satu kuncinya? Doa. Sebelum ujian selalu aku menelpon dan meminta doa, bagiku, belajar boleh kurang (nakal ya), tapi minimal doa mama papa telah kukantongi.

Sedikit cerita tentang masa dokter muda. Ujian pertamaku, interna, penguji adalah konsultan nefrologi, dan aku dengan lugunya lupa melakukan urinalisa! Cuma bisa teriak dalam hati pas tahu pengujinya, dan aku lupa meracau apa dan beralasan apa hingga aku pun berhasil lulus interna. Proses yudisium pun menegangkan. Itu adalah prosesi kelulusan, nama kita dipanggil satu-satu, dan kita tak mengetahui keseluruhan hasil ujian dokter muda,kecuali hari itu. Yang dipanggil berarti lulus keseluruhan, yang tidak dipanggil berarti harus mengulang stase. Saat itu adalah hari dimana semua menangis, yang lulus menangis bahagia dan syukur, yang tidak lulus menangis bersabar (peace!). Dan itu saat dimana kelegaan dan embun sejuk menyiram hati, Alhamdulillah, doa mama papa terkabul. Officially doctor! (habis itu sih masih ada ukdi, internsip, tapi minimal uda lulus dulu, dan ga harus bayar spp)

Bu Dokter, kata yang diucapkan mama papa padaku, yang semoga selalu menjadi doa bagiku agar menjadi dokter yang amanah. Kembali pada doa, yang kedua adalah umur yang barokah. Yang digunakan untuk taat, yang menambah pada kebaikan-kebaikan. Murah rejeki. Rizki yang tak terhingga dari Allah, yang diberikan pada seluruh makhluk, maupun yang perlu digapai dengan usaha, semoga Allah limpahkan rezeki dan memberikan keberkahan di dalamnya, dan menjadikannya bermanfaat pula bagi orang lain. 

Panjang jodoh. Ini adalah doa yang agak asing ditelingaku. Biasanya enteng jodoh, yang sepemahamanku adalah dimudahkan bertemu jodoh. Tapi panjang jodoh? Mungkin bisa aku kiaskan dengan panjang tangan yang berarti mudah memberi sedekah, hehe. Aku menafsirkannya dengan bertemu dengan jodoh (yang panjang) dunia sampai akhirat Mengutip dari kajian, karena menikah adalah ibadah, dan ibadah itu bersifat abadi, dunia sampai akhirat. 

Anak yang soleha. Aamiin.. karena anak adalah investasi. Tiap makanan dan minuman yang diberikan mama papa, dan menjadi daging dalam tubuh ini, adalah investasi bagi mereka. Dan tiap amal yang kulakukan ada andil (serta pahala insyaAllah) mama papa disana. Semoga aku (dan adik juga) dapat menjadi wasilah bagi mama papa di akhirat. Yang dapat membawa ke surga, bukan menariknya ke jurang neraka. Ya Allah, doa orang tua adalah doa yang mustajab. Kabulkanlah.. Dan teriring doa agar kau mendapat kebaikan yang sama, wahai saudariku yang membaca artikel ini dan mendoakan dalam diam.

2 komentar:

Unknown said...

aamiin yaa Rabbal alamiin^^

jofanviradella@gmail.com said...

trimakasih doanya, dan trimakasih sudah mampir

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.