Sunday, November 21, 2021

Mindset Gemar Rapi, Tipe Clutterbug dan Musim-Ku

Ini adalah tugas pertama kelas gemari pratama 6.

Sebelum berbenah, kita diminta untuk mengenali diri, refleksi, dan jurnaling. Dengan mengenali diri, kita akan dapat memprediksi hambatan apa yang akan terjadi saat berbenah. Di materi awal tentang tipe clutterer saya adalah tipe perfectionist dan sentimentalist. Perfeksionis itu tercermin saat ini, dimana saya menunda tugas hingga batas paling akhir karena saya membuat peraturan dalam diri,”Saya ga akan kerjakan tugas sebelum saya baca semua materi, dengar semua podcast, baca ebook dan menulis ringkasan dan paham betul.” Dan inilah yang terjadi. Batas tugas hampir habis, saya belum selesai, bahkan belum memulai membuat ringkasan, dan kalau saya tidak selesai tugas sampai batas waktu jam 08.00 hari ini, akan masuk kelas bimbingan. O’o, bahaya, karena dari pengalaman sebelumnya, jika saya sudah tertinggal jauh dari kelas, akan semakin tertinggal karena peraturan,”Saya harus paham betul sebelum ke materi berikutnya, saya harus mulai dari awal.”

Bismillah, saya kerjakan tugas pertama dulu ya, setelahnya baru membuat ringkasan, hehe.

Mengenal diri saat berbenah, salah satunya dengan tes tipe clutterbug. Di tes tersebut, saya termasuk cricket, namun saya kurang puas dengan hasil tersebut dan merasa bahwa ada 3 kumbang lain dalam diri saya, saya membaca seluruhnya. Dari cricket yang sesuai dengan saya adalah saya suka tampilan minimal clutter, di atas lemari, rak harus rapi, minimal tumpukan, atau kalau bisa bersih tanpa barang, akan lebih nyaman dihati. Saya juga menyimpan banyak kertas, contoh sertifikat seminar saat kuliah,’yang mungkin akan saya butuhkan nanti’ untuk CV, atau keperluan apapun itu yang belum saya ketahui. Saya juga akan menunda membereskan, menunggu sampai ‘container rumah barang’ ada, dan kalau sedang membereskan satu hal, saya akan gampang terdistraksi untuk membereskan hal lain, sehingga waktu membereskan akan lebih lama. Saya ingin membereskan dokumen, dan melabeli di cover folder dengan tulisan isinya dengan rinci, yang akhirnya tidak dikerjakan juga sampai sekarang.  

Musimku saat ini adalah musim berbalita, dan suami istri bekerja. Saya adalah seorang dokter dengan jam dinas 08-15, dan jaga oncall 24 jam selama 1 minggu selang seling, praktek 4jam sore-malam. Untuk pekerjaan rumah, saya dibantu mba ART yang sebentar lagi tidak dapat ke rumah setiap hari, hanya 2 hari seminggu. Anak saya yang akan berusia 4 tahun masih dirumah nenek, yang rencananya akan kami PAUD-kan saat jam kami berdua bekerja. Ini adalah saat yang sangat tepat untuk berbenah, agar tetap membuat saya waras saat saya berdua suami harus berbagi mengerjakan pekerjaan rumah nantinya. Di rumah, mainan anak dan buku sering berhambur saat jam main anak, dan sering dibantu bereskan oleh mba. Namun ketika saya berkesempatan, saya akan membereskan ulang dan menata sesuai ‘tempat’nya. Tapi saya belum menemukan metode yang tepat agar terlihat rapi dan tetap fungsional. Saya sering merasa lelah dan akhirnya menyalahkan pekerjaan saya, namun juga sadar bahwa itu hanya alasan. Jika saya dapat menyelesaikan masalah pembagian waktu dan prioritas saya, seharusnya saya bisa.

Mindset yang ingin ditumbuhkan yang jelas adalah growth mindset, mindset bertumbuh. Sebenarnya saya sudah beberapa kali mendapati hal tersebut dari diri saya. Saya dapat bertumbuh. Dalam hal memasak, awalnya tidak bisa dan enggan untuk memulai. Namun karena ada momen tidak ada mba ART dan saya bosan beli makanan, akhirnya saya manut pada resep youtube dan voila! Rasanya approved by suami sih, kadang juga anak suka. Jadi ada perasaan dalam diri bahwa, insyaAllah bisa, asal mau belajar.

Mama saya adalah orang yang sangat rapi, semua perabotan rumah, lipatan baju tersusun rapi, namun kenapa tidak menurun ke anaknya ya? Hehe, ini adalah alasan. Berbenah rumah agar menjadi rapi, bukan ‘penyakit’ menurun. Wiring tentang kerapian sudah ada, saya hanya perlu menemukan metode yang tepat, saya insyaAllah bisa. Mindset yang ingin saya tumbuhkan adalah mindset bahwa kerapian itu bisa dicapai. Berbenah bisa dilakukan oleh semua orang, asal mau dan tahu ilmunya.

Prioritas hidup saat ini, adalah anak, kesehatan diri, belajar, dan tak lupa kewajiban berbakti pada suami. Banyak hal yang saya inginkan, namun terlalu banyak sehingga hampir keseluruhan malah tidak terkerjakan. Terlalu banyak komitmen, yang tidak mampu saya lakukan semua. Oke, saya harus bisa fokus ke hal yang benar-benar penting menurut saya. Anak balita saya, saya perlu membersamai tumbuh kembangnya, mengajarinya adab. Kesehatan diri, saya perlu menjadi lebih fit, agar dapat mengerjakan aktivitas dengan lebih semangat. Saya perlu mengambil alih kegiatan memasak dan belajar untuk memulai pola hidup sehat. Belajar, wajib karena tanpa belajar rasanya otak kosong, hati hampa. Kewajiban berbakti kepada suami jelas harus menjadi prioritas, menjadikan rumah tempat kembali yang nyaman adalah salah satunya.

 

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.