Monday, February 16, 2015

Amox-n Drop dan Pipetnya



6 Rajab 1435H/6 Mei 2014

Baru saja beberapa hari lalu aku diberitahu tentang ini. Eh, detik ini ternyata aku melihat sendiri kejadian itu. Laki-laki muda, perawakan kurus, berkacamata, gelang manik-manik, datang ke apotek dan langsung bertanya,”Ada amoxan syr? Yang untuk bayi.” 

“Oh, amoxan drop? Ada ga ya? Sepertinya habis mas.”jawab mba apotekernya.
Lalu mba asisten apoteker berceletuk,”Ada mba, kemarin kan mba habis pesan banyak.”. Akhirnya mba apoteker ke belakang untuk mengecek persediaan. 

“Ada pipetnya kan?”, mas itu memastikan.
Akhirnya transaksi pun terjadi. Amoxan drop lengkap dengan pipet kaca, tiga puluh ribu, lunas. Selepas mas itu pergi, langsung kita kusak-kusuk bergosip. “Haduuh mba, modus itu, pipetnya mau dibuat ‘ngobat’ aka nyabu. Makanya aku tadi pura-pura bilang ga ada.”, sahut mba apoteker. “Ga apa mba, terlanjur, toh itu pemasukan buat kita kan, ada yang beli obat.”, mba asisten sambil senyam-senyum membela diri. 

Aku tertawa melihat kejadian tadi, tertawa pahit. Di depan ku muncul kejadian itu, laki muda yang berburu amoxan drop demi mendapat pipet kaca yang kemungkinan besar dipakainya untuk mengisap sabu. Dan ternyata pipet itu dapat ia peroleh dengan mudahnya di hampir semua apotek.
“Ah, jangan berburuk sangka.”,mungkin kamu akan menjawab seperti itu. Bagaimana tidak? Seorang ayah yang memang memiliki anak tak mungkin bertanya seperti itu, pertanyaan yang akan ia ajukan biasanya,”Anak saya panas, usianya sekian, ada obatnya mba?” Sedang mas ini bertanya dari awal,”Ada amoxan? Pipetnya ada ga?” 

Kesalahan ada pada siapa? Pada orang tersebut yang terduga memakai obat? Apa pada mudahnya apotek menjual obat ataupun antibiotik tanpa resep? Atau padaku yang membiarkan kejadian itu terjadi di depan mata ku tanpa bisa berbuat apa-apa? “Memang harus berbuat apa?” Tiba-tiba dengan heroik menolak pembelian mas itu, atau mengusilinya dengan menanyakan tentang ‘anak sakitnya yang butuh amox’ agar ia sedikit bingung? Akhirnya yang bisa kuperbuat adalah menuliskannya di blog ini, dan mencoba belajar kembali tentang ‘obat-obatan terlarang’ untuk mengetahui ilmunya lebih baik, dan berharap semoga aku dapat berbuat lebih. Agar tak terjadi seperti yang di ucapkan M.Natsir,”Kejahatan akan menang jika para pendukung kebenaran dan pengusung yang haq-nya hanya berdiam diri.”

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 dellasgarden. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.