6 Rajab 1435H/6 Mei 2014
Baru saja beberapa hari lalu aku diberitahu tentang ini. Eh,
detik ini ternyata aku melihat sendiri kejadian itu. Laki-laki muda, perawakan
kurus, berkacamata, gelang manik-manik, datang ke apotek dan langsung
bertanya,”Ada amoxan syr? Yang untuk bayi.”
“Oh, amoxan drop? Ada ga ya? Sepertinya habis mas.”jawab mba
apotekernya.
Lalu mba asisten apoteker berceletuk,”Ada mba, kemarin kan
mba habis pesan banyak.”. Akhirnya mba apoteker ke belakang untuk mengecek
persediaan.
“Ada pipetnya kan?”, mas itu memastikan.
Akhirnya transaksi pun terjadi. Amoxan drop lengkap dengan
pipet kaca, tiga puluh ribu, lunas. Selepas mas itu pergi, langsung kita
kusak-kusuk bergosip. “Haduuh mba, modus itu, pipetnya mau dibuat ‘ngobat’ aka
nyabu. Makanya aku tadi pura-pura bilang ga ada.”, sahut mba apoteker. “Ga apa
mba, terlanjur, toh itu pemasukan buat kita kan, ada yang beli obat.”, mba
asisten sambil senyam-senyum membela diri.
Aku tertawa melihat kejadian tadi, tertawa pahit. Di depan
ku muncul kejadian itu, laki muda yang berburu amoxan drop demi mendapat pipet
kaca yang kemungkinan besar dipakainya untuk mengisap sabu. Dan ternyata pipet
itu dapat ia peroleh dengan mudahnya di hampir semua apotek.
“Ah, jangan berburuk sangka.”,mungkin kamu akan menjawab
seperti itu. Bagaimana tidak? Seorang ayah yang memang memiliki anak tak
mungkin bertanya seperti itu, pertanyaan yang akan ia ajukan biasanya,”Anak
saya panas, usianya sekian, ada obatnya mba?” Sedang mas ini bertanya dari
awal,”Ada amoxan? Pipetnya ada ga?”
Kesalahan ada pada siapa? Pada orang tersebut yang terduga
memakai obat? Apa pada mudahnya apotek menjual obat ataupun antibiotik tanpa
resep? Atau padaku yang membiarkan kejadian itu terjadi di depan mata ku tanpa
bisa berbuat apa-apa? “Memang harus berbuat apa?” Tiba-tiba dengan heroik
menolak pembelian mas itu, atau mengusilinya dengan menanyakan tentang ‘anak
sakitnya yang butuh amox’ agar ia sedikit bingung? Akhirnya yang bisa kuperbuat
adalah menuliskannya di blog ini, dan mencoba belajar kembali tentang ‘obat-obatan
terlarang’ untuk mengetahui ilmunya lebih baik, dan berharap semoga aku dapat
berbuat lebih. Agar tak terjadi seperti yang di ucapkan M.Natsir,”Kejahatan
akan menang jika para pendukung kebenaran dan pengusung yang haq-nya hanya
berdiam diri.”
0 komentar:
Post a Comment