Pukul 22.oo WITA. Baru pulang jaga sore puskesmas. Buka hp,
muncul chat yang banyak dari grup ‘Kita’, grup teman saat kuliah.
Qomi, temanku yang satu ini mungil, tapi jangan tanya soal
kemampuannya. Ia mampu naik turun gunung Papua, tiga jam perjalanan panjang pun
ditempuh untuk program riskesdas. Senang melihat alam papua yang masih indah,
alami, ceria, dan ‘perawan’-belum tersentuh tangan kasar manusia, walau hanya
dari persegi foto yang Qomi bagikan
Citra, umi dari Zalfa yang masih kecil, yang punya impian
menjadi dosen mikro di FK, tampil dengan kata-kata yang menyemangati. “Di mana
pun kita berada, insyaAllah disitulah tempat terbaik kita”
Ismi, sosok mungil lain yang sekarang mengikuti program
riskesdas di Sumatra Barat tidak lupa diingatkan makan oleh Hani, soulmate yang
ga mau ngaku soulmate.
Icha,”Qomi
jangan lupa makan.”
Qmi,”Ismi
yang perlu diingetin.”
Hani,”Hayoo,
Ismi sudah makan belum.”
Lucu deh
kalau lihat percakapan mereka berdua
Faty, mengirim foto kami bertiga (Faty, Puri dan aku) saat menjalani
pelatihan PONED di Jakarta, 10 hari pengalaman menakjubkan, pelatihan sekaligus
menilik sedikit sudut kota Jakarta, mulai dari pasar Mangga Dua, masjid
Istiqlal, Sea World, sampai Pasar Senen dan merasakan perjalanan panjang 17 jam
di kereta ekonomi. Superb. Faty mengirim foto dalam rangka menyemangati Puri
yang akan mengikuti tes PTT Daerah Kepri esok dan lusanya. Ia sendiri akan
mengabdi di Seram Barat, salah satu kabupaten di Maluku selama dua tahun
lamanya.
Puri, tentu saja ini yang sedang aku ingin bicarakan. Faty
menulis di bawah foto “Pui semangat ya buat tes besok dan lusa.” Dengan
bodohnya, baru sadar bahwa Puri sudah ada di Kepri. Sedih rasanya belum bisa
menelpon dan menyemangati. Ingat janji yang saat ini belum bisa
kutepati,”InsyaAllah nanti kita ketemu bareng di tempat PTT ya.”
Tak lupa
terlintas foto berdua di taman bermain air di Eco Park yang aku pajang sebagai
propict BBM saat mengikrarkan itu. Kita bertiga, Faty, Puri, dan aku berbincang
banyak hal saat di kereta ekonomi itu,”Ayo kita tulis alasan kita kenapa mau
PTT, Ayo kita list tempat yang direkomendasikan untuk PTT”. Bincang seru di kereta
ekonomi yang membawa kita ke pelatihan Obsgyn yang menjadi mimpi kita bersama.
Demi mimpi itu, kita sepakat untuk PTT di Kepri. Waktu berkata lain. Upz.. Ia
berkehendak lain, Allah is the best script-writer. Faty PTT pusat di Seram
Barat, Puri tes PTT daerah Kepri, aku di Balikpapan mencoba merajut mimpi
dengan cara lain
Banyak temanku yang lain, yang akan kuceritakan kali lain.
Apa yang ingin aku bagi? Kangeeen. Love them so much. Versi melo ku
berkata,”Pengen mimpi tidur di kos Luntas di Surabaya, paginya bisa jalan ke
rumah Cit, Faty, mb Vany dkk.” Tetes air mata ngantuk (ato haru ya?) telah
mengalir di pipi yang bertambah cempluk ini. Setiap kita telah memulai mengejar
mimpi dan berkelana tentunya, ada yang setia di jawa, mencoba melintas sumatra,
menaklukan maluku, dan menjamah papua. Propict bbm kupajang, gambar rumah yang
dapat terbang dengan bantuan ratusan balon di atasnya dari film Up,”Jangan ubah
mimpimu ketika kamu gagal meraihnya. Ubahlah cara meraihnya.”
Perjalanan menuju pencapaian mimpi itu belum selesai, bahkan
baru memulai. Teman, dimanapun kita, semoga dapat memberikan yang terbaik, dan
dapat tetap terjaga dalam lindunganNya.
Ternyata ukhuwah (persahabatan.red) sangat kurasakan
manisnya
28.5.2013
0 komentar:
Post a Comment