Al Manar adalah kampus yang didirikan oleh ustadz-ustadz yang
mayoritas alumni universitas timur tengah yang berdomisili di Balikpapan
sebagai wujud kepedulian terhadap dunia dakwah dan syiar Islam. Mengajarkan
berbagai ilmu yang kita butuhkan dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim.
Perkuliahannya terdiri dari 4 semester dengan mata kuliah seputar tauhid, fiqih,
bahasa arab, tahsin dan lainnya. Rincian mengenai visi misi al Manar, mata
kuliah yang diajarkan, ustadz yang menjadi pengajar, serta detail lain telah
ada dalam brosur di bagian bawah artikel ini. Jadi untuk selanjutnya yang saya
ceritakan adalah detail lain terkait al Manar versi saya ya.
Sebenarnya saya beberapa kali telah mendengar adanya al
Manar, namun tidak mengetahui info pasti tentang perdaftaran, proses
pembelajaran dan detail lainnya. Keinginan untuk menimba ilmu di al Manar baru
terfollow up ketika ada mahasiswa al Manar di tempat saya bekerja. Jazakallahu
khair untuk mas Arfan yang sudah berikan brosur al Manar kepada saya.
Jadwal kuliah al Manar yang rutin di sabtu dan minggu siang
Alhamdulillah tidak mengganggu jadwal kerja setelah dimodifikasi sedemikan rupa
(hehe). Di brosur disebutkan bahwa perkuliahan adalah pukul 13.30-17.30,
detailnya lagi, khusus untuk semester 1 dan 2, ada tambahan pelajaran bahasa
Arab yang wajib diikuti, sehingga perkuliahan dimulai lebih awal yakni jam
13.00. Lebih tepatnya, jam 13.00-14.00 bahasa Arab, 14.00-15.30 makul pertama,
15.30-16.15 istirahat dan sholat ashar, 16.15-17.30 makul kedua.
Berikut saya rincikan mata kuliah yang telah saya jalani,
beserta ustadz yang mengajar dan buku yang dipakai
Mata Kuliah
|
Pengajar
|
Buku
|
Semester 1
|
||
Bahasa Arab
|
Ust. Ismail Yahya Syah, Lc. Msi
Ustdz. Nurbaiti, Lc. MA
|
Al Arabiyah baina Yadaik
|
Fiqh Ibadah
|
Ust. Amrullah Abdul Karim, Lc
|
Tidak ada buku khusus. Beliau mengambil dari beberapa buku yang
beliau punya.
|
Tahsin
|
Ust. Fakhrul Zaini, Lc
|
Tajwid Lengkap Asy Syafii terbitan Pustaka Imam as Syafii
|
Ulumul Qur’an
|
Ust. Nasrul Hamdi, Lc
|
Studi Ilmu-ilmu Al Quran karangan Manna Khalil al Qattan
|
Aqidah
|
Ust. Ahmad Shamdani, S.Fil.I
|
Tidak ada buku khusus. Namun saya pribadi (sekarang) membaca Kitab Tauhid
karangan Syeikh dr Shalih bin Fauzan al Fauzan
|
Semester 2
|
||
Bahasa Arab
|
Ust. Ismail Yahya Syah, Lc. Msi
Ustdz. Nurbaiti, Lc. MA
|
Al Arabiyah baina Yadaik
|
Fiqh Muamalat
|
Ust. Amrullah Abdul Karim, Lc
|
Al Wajiz
|
Metode Studi Islam
|
Ust. Ismail Yahya Syah, Lc. Msi
|
Tidak ada buku khusus.
|
Sirah Nabi
|
Ust. Ali Jebran, Lc
|
Sirah Nabawiyah Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al Buthy
|
Ushul Fiqh
|
Ust. Fakhrul Zaini, Lc
|
Tidak ada buku khusus. Beliau mengambil dari buku yang beliau punya,
kita mencatat apa yang diajarkan.
|
Beberapa Buku yang dipakai |
Sedikit pendapat saya tentang beberapa mata kuliah di atas.
Bahasa Arab, pelajaran yang insyaAllah mudah jika dipelajari
dengan tekun. Namun salah satu kendala saya adalah juarang sekali hadir di
semester 2, sehingga saat ujian mulut tersenyum, tapi hati berteriak, “Huaa,
andai bisa mengejar ketertinggalan!” InsyaAllah bisa dikejar dengan
sedikit-sedikit mengerjakan latihan di buku, serta rajin membuka kamus Munawwir
untuk mencari arti kata baru. Saya yakin 101% bakal remidi >_<
Fiqh Ibadah dan Fiqh Muamalah. Buku yang digunakan adalah al
Wajiz, di dalamnya berisi dalil dari Quran dan Hadist terkait materi fiqh yang
dibahas, cukup ringkas namun tidak ada salahnya menambahkan referensi dari buku
lain agar lebih jelas dan mengerti poin-poin detailnya. Saya sendiri membuka
sekilas Fiqih Sunnah karangan Sayyid Sabiq untuk mendapat versi detail dari
materi yang dibahas.
Tahsin. Untuk mengetahui teori tahsin insyaAllah bisa
dilakukan dalam 1 semester, tapi untuk praktik memperbaiki bacaan jujur saya
rasa waktu yang dibutuhkan lebih lama dari itu karena butuh pembiasaan. Jadi
saya anjurkan tidak hanya selesai belajar teori, tapi carilah guru untuk
memperbaiki bacaan al-Qur’an.
Setelah rincian matkul, sekarang saya cerita tentang ujian. Ujian
akhir semester adalah esai sekitar 3-5 soal, yang insyaAllah semua ada di buku
ataupun kisi-kisi dan materi yang disampaikan. Soalnya boleh dibawa pulang dan
masih tersimpan rapi dalam tas saya. (Silakan kontak saya jika membutuhkan, ga
seru kalau saya share sekarang, kuliah aja belum, eh uda tau tipe soal ujian).
Tips ujian, kerjakan sesuai perintah (so pasti lah, hehe). Perintahnya jawab 5
dari 6 pertanyaan, ya pilihlah 5 pertanyaan, jangan dijawab semua dengan maksud
siapa tahu bisa nambah nilai kalau ada jawaban yang kurang. Tips kedua, jalani
saja prosesnya, jika harus remidi ya diterima saja, toh jadinya lebih berilmu
kan, dengan belajar untuk kedua kalinya (hehe)
Akhir kesimpulan, saya bagikan alasan saya belajar di al
Manar :
1.
Karena ilmu dari ulama begitu berharga untuk
disiakan. Dan seharusnya ilmu agama-lah yang diprioritaskan karena inilah ilmu
yang kelak mengantar kita agar dapat selamat di kampung akhirat. (ini alasan
kerennya)
2.
(alasan sebenarnya) Saya adalah tipe orang yang
susah belajar tanpa dipaksa. Sengaja saya paksa diri untuk mengikuti berbagai pelatihan
dan kegiatan, agar terpaksa ujian, sehingga (pasti) terpaksa belajar. Dan tidak
salah kan jika awalnya memaksakan diri untuk sebuah kebaikan.
3.
Selain ilmu, kita akan bertemu sahabat baru,
yang saya harapkan dapat menularkan kebaikannya pada saya (minimal mengingatkan
untuk tidak sering-sering bolos kuliah). Bertemu sahabat baru, berinteraksi
dengan berbagai karakter, mengajarkan tentang perbedaan dan bagaimana indahnya
jika dapat serasi bersama menuju pribadi yang lebih baik.
Sedikit kata yang melecut semangat saya, dan saya tempel
dalam kamar
Bila engkau tidak
dapat menahan lelahnya belajar, engkau harus sanggup menahan perihnya kebodohan
(Imam Syafi’i)
Abdurrahman bin Abu
Hatim berkata,”Ilmu –agama- tidaklah bisa diraih dengan badan yang
bersantai-santai
Barangsiapa menempuh
suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu)
itu jalan menuju surga (HR Muslim)
Dan kata-kata pada diri sendiri :
Allah mencabut ilmu dari suatu kaum dengan mewafatkan para
ulama. Teruslah menimba ilmu dari ulama selama masih ada kesempatan. Sibuknya
engkau sama sekali bukan alasan, bukankah mereka jauh lebih sibuk? Lelahmu pun
seharusnya bukan penghalang, bukankah mereka lebih lelah? Enam belas tahun rela
kau habiskan menuntut ilmu dunia mulai sd, smp, sma, kuliah. Dan sekarang 48 jam
seminggu kau gunakan untuk bekerja. Apakah meluangkan 8 jam dari 7 harimu pun
tak bisa kau usahakan?
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi para penuntut ilmu. Sedikit
hadis menjadi penutup,,
“Dunia itu terlaknat dan
segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir
kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut
ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani
mengatakan hadits ini hasan)
Duhai pribadi yang
haus ilmu, apalagi yang kau tunggu?