Dedicated for INA’s Thomas n Uber Cup team 2014
Sejak hari Minggu tanggal 18 Mei sampai saat ini, kegiatanku
ketika tidak ada jadwal jaga adalah ‘melototi’ channel STARSPORT menonton
Thomas dan Uber Cup 2014. Memang belum lama aku menyukai dan benar-benar
mengikuti pertandingan badminton, tapi kali ini aku benar-benar exited untuk melihat permainan idolaku.
Sedikit gambaran mengenai Thomas dan Uber Cup 2014 ini, diadakan di New Delhi,
India. Diikuti oleh 16 tim yang terbagi menjadi 4 grup. Grup A-D untuk Thomas,
Grup W-Z untuk Uber. INA menurunkan lebih dari 14 orang pejuang yang mempunyai
mimpi mengawinkan gelar Thomas dan Uber kembali (mimpiku, dan mimpi seluruh
rakyat Indonesia pastinya).
18-21 Mei 2014
Babak kualifikasi. Thomas INA di grup A melangkah mantap,
meraih juara grup dengan mengalahkan telak Nigeria dan Singapura 5-0, dan
Thailand 4-1. Sedang Uber INA di grup X harus tetap bangga karena menjadi runner up grup dan berhasil melaju ke
babak perdelapan final setelah mengalahkan Australia dan Singapura 5-0,
walaupun harus takluk dari Korea 1-4.
22 Mei 2014
Babak perdelapan final. Uber INA bertemu dengan tuan rumah
India. Ada peluang Uber masuk perempat final, karena tim kita punya kekuatan
yang cukup merata di tunggal putri, dan ada ganda putri andalan Greysia-Polii
yang merupakan ranking 9 dunia. Namun butuh mental hebat untuk melawan tuan
rumah dengan dukungan penonton yang luar biasa. Seisi stadion penuh dengan
mayoritas pendukung India tentunya.
Tunggal putri 1 Fanetri pun kalah dengan straightset. 1-0 untuk IND. Tunggal
putri 2 Bellaetrix Manuputty berjuang habis-habisan menetaskan telur INA, rubber game dengan kejar-kejaran angka,
lebih dari 2 match point diraih kedua
pemain. Lelah payah terlihat dari wajah kedua pemain. Apa daya, INA harus
takluk di set ketiga dengan poin 25-23. Poor
Bella
Ganda putri Greysia-Polii pun menanggung beban berat, mereka
harus menang di babak ini agar INA lolos. Muka tegang terlihat sejak awal,
permainan pun terlihat tidak imbang. Mereka harus kalah di tangan ganda putri
IND , peringkat 30 dunia. Terlihat Bella menangis dari bangku penonton, mungkin
menyayangkan usaha kerasnya yang tak juga berbuah baik untuk INA. Huaaaaa,
malamku diisi dengan bersedih atas kekalahan Uber INA.
Untunglah Thomas INA maju setelah berjuang melawan Korea
3-2. Thanks to Simon atas kemenangan di
babak penentuan, partai ke 5, kategori tunggal putra. Optimis piala Thomas bisa
kita bawa pulang!!!
23 Mei 2014
Babak perempat final. Kejutan dibuat oleh tim Thomas Jepang
kali ini yang berhasil membekuk monster China dengan kemenangan langsung 3-0. Tago
mempercundangi Chen Long, no.2 dunia dengan straighset.
Ganda putra Jepang pun berhasil melibas China melalui partai ketat. Mamoto,
pemuda 19 tahun juara 1 world junior championship
2012 berhasil mengalahkan Du Peng Yu dengan rubber game!! Unlucky
China. Akhirnya, Thomas China kandas setelah berhasil mempertahankan gelar
juaranya yang telah bertengger 5 kali berturut-turut. Dikalahkan oleh Jepang
yang sebelumnya belum pernah lolos ke final, Superb Japan! Harapan dan anganku melambung, jika INA bisa kalahkan
tetangganya MAS malam ini, berarti INA akan melawan JAP di final. Ada peluang
INA menang. Dan ketegangan ini pun dimulai. Semifinal INA-MAS. Play.
Tunggal putra 1. Tommy Sugiarto-Lee Chong Wei. Straigh set
by MAS no.1 world single man player. Chong wei menang, ah biasa. 1-0 untuk MAS.
Ayoooo, harapan masih terbuka untuk idolaku Ahsan Hendra, ganda putra ranking
pertama dunia. Terlihat main dengan beban, ganda INA ini cukup sulit
mengungguli MAS dan harus bersabar dengan kekalahan tipis 19-21. Set kedua,
mulai telihat Ahsan-Hendra ‘already focus
and back to the game’ dan memenangkan set dengan mudah 21-8. Selama
pertandingan, terlihat pasangan MAS ini suka melambatkan permainan, menunda
melakukan service, terlihat sengaja memancing emosi pemain INA. Juri pun
memberi kartu kuning! What an unfair
tactic, i think.
Set ketiga penentuan,
its really a heart-racing game,
kurasakan takikardi, denyut jantungku melaju. Ganda putra INA tertinggal 2-3
poin dari MAS sejak awal. Pertandingan benar-benar seru saat mencapai angka 20.
Dua kali match point diraih
masing-masing tim. “Indonesia menanglah, plisssss!!!”, doaku senantiasa terucap
dalam hati. Dan mataku pun berkaca melihat ganda no 1 ini harus mengaku kalah
dari ganda MAS, kalah tipis 24-22. NOOOOOO, 2-0 untuk MAS. Kuhibur hatiku, toh
Chong Wei ranking 1 dunia pun pernah kalah dari Simon Santoso yang peringkat
35. Sesekali Ahsan-Hendra perlu kalah untuk menjaga mereka tetap semangat dan
tidak sombong. They are just a human,
they do mistakes, just like China did this evening.
Partai ke 3 tunggal putra Hayom melawan Wei pun menyisakan
beban berat pada pundak Hayom, ia harus menang-bila ingin INA lolos ke final.
Set pertama yang kurang bagus, 21-16, Hayom pun tidak dalam performa
terbaiknya. Tinggal menunggu terjadinya keajaiban. Dan keajaiban itupun
terjadi, tapi untuk MAS. Straighset
winning by Wei, 3-0 poin untuk MAS. MAS masuk final. Dan Thomas INA pun
harus menyusul Uber untuk pulang.
Dua malamku diakhiri dengan kekalahan berturut-turut. Huaaaaaa.
Sedih? Pasti. Bangga? So Pasti. Tetap Bangga lah! Evaluasi bagi tim INA, perlu
berlatih lagi untuk merebut kemenangan Thomas Uber 2 tahun kedepan. Latih, dan
cari tunas baru. Jepang, Denmark, mereka banyak menurunkan pemain muda, bahkan
ada yang berumur 16 tahun, omoooo, muda banget! Ayoo, harus ada bibit baru
untuk INA. Masa dari 200 jiwa ga ada penerus Susi Susanti, Alan, Ricky-Rexi,
Icuk Sugiarto, Taufik Hidayat, ‘Owi-Butet’, Ahsan-Hendra. Indonesia pernah
dikenal sebagai kiblat olahraga tepok bulu ini, kalau dulu bisa, sekarang
pastinya bisa terulang kembali!! Ingin rasanya melakukan banyak hal, anganku
pun mulai berlari liar.
Kalau aku jadi presiden atau mentri olahraga minimal, akan
kubangun lapangan badminton yang buanyaak, dan buat kejuaraan badminton junior.
Mencari bibit unggul yang akan dilatih sejak dini, dibawah usia 12 tahun.
Setelah itu, dilatihlah bibit ini di pelatnas dan diberikan motivasi merebut
kembali kejayaan Indonesia.
Kalau aku jadi rektor, akan kubuat program layaknya
Indonesia Mengajar dan Kelas Inspirasi, tapi kali ini namanya Indonesia Memukul
(memukul kok maksudnya, hehehe). Isinya apa? Para pemain badminton senior yang
memberikan lecutan semangat anak Indonesia agar dapat berkiprah seperti atau
bahkan melebihi mereka.
Kalau aku jadi yang empunya Channel TV, akan alokasi kan
waktu 2 jam minimal setiap harinya untuk seri film atau sinetron terkait
badminton. Ada juga kartunnya untuk penonton yang lebih muda. Bikin juga
kerjasama sama pembuat komik, bikin komiknya, capten tsubasa-nya badminton.
Intinya pakai semua media untuk menimbulkan kecintaan pemuda pemudi Indonesia
pada badminton.
Dan kalau aku jadi penulis dan blogger, akan kubuat artikel
membara yang dapat melecut semangat bagi yang membaca untuk mencintai
badminton. Minimal dapat membuat mereka penasaran tentang pemain badminton
Indonesia, terus mengikuti perkembangan, ikut melihat pertandingan walaupun
hanya dari tivi, dan tentunya turut mendoakan kemenangan! Dan, akupun akhirnya
membuat artikel ini.
Akhirnya, aku pun tahu satu keinginan baru yang akan
melengkapi daftar 100 impianku, yaitu : Menonton langsung pertandingan
Ahsan-Hendra mulai dari babak kualifikasi sampai mereka memenangkan turnamen.
LIVE. Membawa pompon, terompet, ataupun hanya dengan tangan kosong dan sangu
air mineral, asal bisa dengan kuat meneriakkan IN-DO-NE-SIA!!!, dan menjadi
saksi kemenangan mereka. Kapan lagi ya ada Indonesia Open, ato Djarum Super
Series??
Sebagai penutup artikel ini, akan kutulis kalimat terakhir
pada status BBM ku setelah pertandingan INA-MAS berakhir beberapa saat tadi. “Proud of you guys, whatever the result is..”
Salam buat para badmintonlovers...
23 mei 2014, 01.05, di depan tipi dengan starsport yang
masih menyala
0 komentar:
Post a Comment