Ini adalah kisah klasik antara pria dan wanita, yang tokoh
utamanya kali ini adalah mama dan papaku.
Hari itu 2 februari 2014, mama ulang tahun ke 48. Biasanya
pada malamnya kita sekeluarga makan diluar. Aku sudah mengucap selamat dan doa
via bbm paginya. Semua tampak biasa dan normal, sampai saat sore papa bergegas
ke kamar belakang tempat aku dan Tirta bercengkrama, dan berceletuk sambil
tertawa dan memasang tampang bingung,”Mba, sudah ngucapin selamat buat mama?”
“Sudah dong!”jawabku. “Kenapa memang?” Pertanyaanku akan terjawab sesaat lagi.
Tak lama mama datang dan ikut berkumpul di kamar belakang,
lalu papa berkata,”Yuk, sudah, beli makanannya aja, nanti makan dirumah, papa
malas keluar.” Lalu mama pun ikutan,”Sudah, sudah, ga usah makan diluar, mama
malas. Ga usah beli atau jajan-jajan juga. Beli makan deket sini aja. Mama lagi
ga mood keluar”
Yahhh, aku dan Tirta pun kecewa, ga jadi deh makan diluar.
Ternyata usut punya usut, ternyata terjadi percakapan di kamar depan
sebelumnya. Papa kepergok mama kalau lupa ulang tahunnya. Mama ,”Papa lupa ya
hari ini ulang tahun mama?” . Dasar papa, bukannya berbohong dikit, eh malah
jujur dan diselingi ketawa ,”Hehehe, iya ma, lupa e.., hahaha” #tepokjidat.
Malam itu berakhir dengan aku dan Tirta makan seadanya di
rumah, dan sedikit menghibur mama dengan memberikan hadiah,”Ini ma, hadiah dari
Tirta sama Della, inget koq ulang tahun mama.” Telepon dari adikku Raymon di
pesantren untuk ngucapin doa buat mama telah melengkapi dan membuat papa
sebagai satu-satunya orang di keluargaku yang lupa ulang tahun mama
>_< Hadeh, padahal mama sudah
nyiapin surprice party buatku dan Raymon sebelumnya, pasti beliau mengharapkan
yang sama, tapi apa daya, malah yang harus nyediain surpice party lupa!
Hari berikutnya, aku yang ngeledek papa,”Haduh, gara-gara
papa sih, kita semua ga jadi makan diluar. Papa koq bisa lupa hari ultah mama”
Ganti balik papa membela diri,”Mba ga
ngingetin jauh-jauh hari juga sih..Namanya juga papa lupa kalau hari itu
tanggal 2 feb” #ngelesmodeon
Pelajaran kali ini, jangan suruh pria mengingat
tanggal-tanggal penting, lebih baik diingatkan jauh-jauh hari, dengan sindiran,
atau mungkin pernyataan jelas sekalian, “Mau kemana ni, nanti pas tanggal ini,
inget kan itu hari ulang tahun?”
Epilog
Yah, hari ulang tahun memang
tidak harus dirayakan atau dibuat spesial, namun setidaknya berlakulah baik di
hari yang dianggap spesial bagi orang yang kita sayangi. :)
Kali ini, ejekan pun berbuah tangisan..
Tokoh yang sama, mama dan papa. FYI, aku menulis ini tanpa
diketahui mereka berdua, semoga aku tidak ketahuan atau dimarahi >_< .
Papa sejak dua hari ini iseng mengejek mama,”Eh, mama agak
ga enak tu bau mulutnya. Padahal dulu papa lho yang bau mulutnya, tapi semenjak
papa minum habatussauda, baunya hilang. Sekarang malah ganti mama deh, hahaha.”
Candaan papa seperti biasa. Di ulang-ulang sambil ketawa-ketawa.
Kalau menurutku, selain memang papa pakai habatussauda, papa
memang sudah kontrol ke drg spesialis dan sudah scaling alias bersihin karang
gigi yang satu rahangnya merogoh kocek 350ribu. Wow! Ya pastinya dengan gigi
bebas karang, bau tidak sedap pun berkurang.
Nah, seperti biasa, wanita sering menganggap atau memasukkan
dalam hati candaan itu. Akhirnya semenjak itu mama sering tanya ke aku,”Dela
bersihin karang gigi dimana? Enak ga drg nya? Berapa harganya?” etc. Beliau
berniat mengajak papa mengantar ke drg untuk scaling, dan seperti yang sudah ku
prediksi, pasti tertunda-tunda karena papa malas mengantar.
Sampai akhirnya sore ini, kekesalan mama memuncak, eh,
tangisan yang muncul. “Papa ini lho, ngata-ngatain mama bau, jengkel tahu. Masa
sih gitu.”mama kesal. Dan lagi-lagi dasar papa yang ga sensitif, “Kapan papa
ngomong gitu? Papa ga bilang gitu koq.” Begitulah, tetep aja ditanggapi dengan
candaan. So, papa harus rela menerima pukulan, cubitan ato bahkan gigitan, ups
(kayaknya ga segitunya sih). Setelahnya, papa ‘ngadu’ ke kamar belakang,”Lihat
nih mamamu, pukul-pukul sampai merah. “Hahaha,..” Cuma bisa ketawa sambil tepok
jidat dalam hati.
Pelajaran kali ini, canda boleh, tapi lihat-lihat sikon
wanita. Andai ada alat untuk mengetahui kadar emosi wanita ya #mengkhayal.
Semacam alat atau radar pencatat gempa gunung vulkanik gitu, kalau getaran dan
gempa semakin sering berarti status berubah waspada, artinya harus menjauh dari
zona bahaya. Nah seperti itu pula, kalau wanita lagi sensi, premenstrual
syndrome, atau premenopause syndrome, ada saat saat ia berubah status menjadi
sencok (senggol bacok) atau kasus kali ini sepul (senggol pukul). Hahaha... Itulah saat dimana pria tidak bisa melakukan
canda yang aneh-aneh.
Akhir kata, I love my parents, candaan dan tangisan sesekali
itu so sweet juga koq. To Papa,”haduuh, radarnya masih belum oke nih dalam
mendeteksi hal-hal sensi seperti itu.”
Kamar Belakang, 13 Februari 2014, pukul 22.00
*daku tidak ingat terminologi yang tepat untuk kata "menghancurkan mood wanita" >_<
0 komentar:
Post a Comment