Mengapa aku memilih
menjadi dokter? Pertanyaan itu semakin sering bergaung dalam kepalalu
akhir-akhir ini.
Juli awal, saat aku mendapat jadwal jaga Agustus, daaan...
pam pam pam.. sebagai dokter baru, paling junior, dan belum berkeluarga,
jadilah aku penjaga gawang selama 3 hari lebaran. Jadwal Agustus untuk jaga
sore dan atau malam yang berkisar 3-4x/minggu, ditambah dengan jadwal pagi
sampai sore full 6 hari kerja, membuatku menciut, “Tidaaak, sanggupkah aku
melaluimu Agustus?” Dan saat ini sudah September dan aku baik-baik saja :), Yeah, I did it!
Saat ini, saat beberapa kali mendapat pasien yang sekedar
meminta surat sakit tanpa jelas indikasi sakitnya, dan aku pun susah memberikan
nasihat dan akhirnya agak berat hati memberikan itu. Seperti ingin menyampaikan
balik,”Saat ini juga ga enak badan, tapi tetap masuk demi tugas.” Saat kedatangan si remaja raja singa, alias
menderita uretritis GO akibat kebiasaan “jajan nakal”nya, dan hilang semua
kemampuan memberikan edukasiku, beberapa saat hanya bisa menghela nafas. Dimana
peran saling menasehati sesama manusia ku saat diperlukan? Hilang...
Saat harus beberapa kali melihat keadaan yang mengenaskan,
saat pasien tak tertolong, saat kita ingin melakukan lebih, saat kita ingin
memutar kembali waktu. Pekerjaan ini berhubungan dengan nyawa. Sang Pencipta
yang menentukan nyawa seseorang sudah habis, namun tetaplah usaha manusia harus
maksimal. Jatuh lagi semangatku. Terseok ingin menaiki tangga semangat. Bangkit
lagi. Baca lagi. Perbaiki lagi. Ritme itu semakin sering terjadi.
Buku-buku yang lalai kubaca, blog yang tertinggal lama tak
tersentuh, ingin bisa fit dan membagi waktu untuk kerja dan hobi. Dari buku
Rantau Satu Muara, memang dikatakan, kerjakan yang kau cintai, cintai apa yang
engkau kerjakan, dan jadilah engkau tidak bekerja lagi, melainkan melakukan
hobi yang sesuai hatimu. Apakah aku mendapatkannya saat ini?
Biar itu terjawab pada diariku lain waktu. Untuk seluruh
teman sejawat dimanapun berada, tetap semangat, dan aku pun ingin mendapatkan
percikan semangat itu darimu.